Oleh: Rahmi Asmir
Tokoh Masyarakat Sidenreng Rappang
Dalam kehidupan berbangsa, rakyat selalu membutuhkan sosok pelindung yang bisa menjadi tumpuan rasa aman. Di Indonesia, peran itu diemban oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polisi bukan sekadar aparat negara, melainkan wajah negara yang langsung bersentuhan dengan rakyat setiap hari.
Bagi masyarakat kecil, polisi adalah tempat pertama untuk mengadu ketika terjadi tindak kejahatan, konflik, maupun ancaman keselamatan. Polisi menjadi benteng terakhir agar rakyat tidak terjebak pada tindakan main hakim sendiri yang justru menimbulkan masalah lebih besar. Karena itu, saya melihat polisi sebagai harapan nyata bagi rakyat dan negara.
Tentu kita tidak menutup mata bahwa ada oknum yang mencederai nama baik kepolisian. Tetapi yang perlu kita ingat, institusi Polri jauh lebih besar dari segelintir oknum. Jangan sampai karena ulah satu dua orang, kepercayaan rakyat terhadap polisi runtuh. Justru sebaliknya, kita dorong agar polisi yang bersih dan berintegritas tampil ke depan, menjadi teladan, serta menghapus stigma negatif yang ada.
Polisi yang berintegritas akan selalu dicintai rakyat. Sebaliknya, jika polisi kehilangan moral dan nurani, maka rakyat pun akan kehilangan harapan. Oleh karena itu, saya menyerukan agar Polri terus melakukan pembenahan internal, memperkuat sikap humanis, dan menjunjung tinggi nilai keadilan.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk menegakkan keadilan dan melindungi sesama. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90).
Ayat ini menegaskan bahwa menjaga keamanan dan menegakkan keadilan adalah bagian dari perintah agama, yang sejalan dengan tugas utama kepolisian.
Masyarakat Sidenreng Rappang, termasuk saya, percaya bahwa tanpa polisi, negeri ini akan berada dalam bahaya. Karena itu, mari kita dukung Polri agar semakin profesional, bersih, dan humanis. Hanya dengan begitu polisi bisa benar-benar menjadi harapan rakyat sekaligus penopang kokohnya negara.
