Sidrap – Maraknya praktik rentenir yang membebani masyarakat kecil di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) kembali menjadi sorotan. Kali ini, tokoh masyarakat Rahmi Asmir angkat bicara dan menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut.
Rahmi Asmir menilai, keberadaan rentenir dengan bunga tinggi yang mencekik menjadi persoalan serius yang perlu segera ditangani oleh pemerintah dan aparat terkait. Ia menyebut bahwa banyak warga, khususnya pelaku usaha kecil dan ibu rumah tangga, terjebak dalam lilitan utang yang justru memperburuk kondisi ekonomi mereka.
“Praktik rentenir ini sudah meresahkan. Mereka datang menawarkan kemudahan, tapi ujung-ujungnya membuat masyarakat terpuruk. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ungkap Rahmi Asmir saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/5/2025).
Ia juga menyoroti adanya indikasi penggunaan premanisme dalam praktik penagihan oleh para rentenir. Menurutnya, tidak sedikit warga yang merasa terintimidasi bahkan trauma akibat cara-cara kasar yang digunakan dalam menagih utang.
“Kadang mereka (rentenir) memakai cara-cara kasar, bahkan melibatkan preman untuk menagih. Ini jelas meresahkan dan mencederai rasa aman warga,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rahmi mendesak agar pemerintah daerah melalui dinas terkait segera mengambil langkah nyata. Salah satunya dengan memberikan akses pinjaman lunak melalui koperasi, BUMDes, atau program perbankan yang ramah bagi usaha mikro.
“Kalau tidak ada solusi dari pemerintah, masyarakat tidak punya pilihan lain selain meminjam ke rentenir. Ini bukan soal malas, tapi soal akses dan ketidaktahuan,” tambahnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pinjaman dan sebisa mungkin berkonsultasi dengan pihak berwenang atau tokoh masyarakat setempat sebelum mengambil keputusan.
Rahmi Asmir berharap, penanganan kasus rentenir tidak berhenti pada retorika semata, melainkan dibarengi dengan kebijakan konkret yang berpihak kepada rakyat kecil. (red*/)